Sementara sakit kepala cluster lebih sering terjadi pada pria daripada wanita, sebuah studi baru menunjukkan bahwa gangguan tersebut mungkin lebih parah pada wanita. Studi ini diterbitkan dalam edisi online Neurology ® 21 Desember 2022, jurnal medis dari American Academy of Neurology.
Sakit kepala cluster adalah sakit kepala yang singkat tetapi sangat menyakitkan yang dapat terjadi berhari-hari, atau bahkan berminggu-minggu, berturut-turut. Sakit kepala bisa berlangsung dari 15 menit hingga tiga jam.
“Cluster headache masih sering salah didiagnosis pada wanita, mungkin karena beberapa aspek mirip dengan migrain,” kata penulis studi Andrea C. Belin, PhD, dari Karolinska Institutet di Stockholm, Swedia. “Penting bagi dokter untuk mengetahui bagaimana kelainan ini bermanifestasi berbeda pada pria dan wanita sehingga pengobatan yang paling efektif dapat diberikan secepat mungkin.”
Penelitian ini melibatkan 874 orang yang didiagnosis sakit kepala cluster, dengan 66% laki-laki dan 34% perempuan.
Peserta menjawab kuesioner terperinci tentang gejala, obat-obatan, pemicu sakit kepala, dan kebiasaan gaya hidup mereka.
Wanita lebih mungkin didiagnosis dengan sakit kepala cluster kronis daripada pria. Sakit kepala cluster kronis didefinisikan sebagai serangan sakit kepala cluster berulang selama satu tahun atau lebih tanpa gangguan, atau dengan jeda singkat tanpa gejala yang berlangsung kurang dari tiga bulan. Delapan belas persen wanita didiagnosis menderita sakit kepala cluster kronis, dibandingkan dengan 9% pria.
Serangan juga berlangsung lebih lama untuk wanita dibandingkan pria. Misalnya, 8% wanita mengatakan serangan sakit kepala berlangsung rata-rata empat sampai tujuh bulan, dibandingkan dengan 5% pria, sementara 26% wanita mengatakan serangan rata-rata berlangsung kurang dari satu bulan, dibandingkan dengan 30% pria.
Lihat Juga: Teknologi Rumah Pintar Dengan Segudang Manfaatnya
Wanita juga lebih mungkin melaporkan bahwa serangan mereka terjadi pada berbagai waktu sepanjang hari dibandingkan pria, 74% hingga 63%. Wanita lebih cenderung memiliki anggota keluarga dengan riwayat cluster headache, 15% sampai 7%.
“Sementara rasio pria dan wanita dengan sakit kepala cluster telah berubah selama bertahun-tahun, hal itu masih dianggap sebagai kelainan pria, sehingga lebih sulit bagi wanita dengan gejala yang lebih ringan untuk didiagnosis menderita sakit kepala cluster daripada pria,” kata Belin. “Mungkin ini bisa berkontribusi pada tingkat sakit kepala cluster kronis yang lebih tinggi pada wanita.”
Keterbatasan penelitian ini adalah informasi yang dilaporkan oleh para peserta, sehingga mereka mungkin tidak mengingat semuanya dengan benar.
Studi ini didukung oleh Yayasan Otak Swedia, Yayasan Mellby Gård, Dewan Riset Swedia, Daerah Stockholm dan Institut Karolinska.