Melihat Tumor Melalui Lensa Baru

Blokade pos pemeriksaan imun neoadjuvant (ICB) adalah pengobatan yang menjanjikan untuk melanoma dan jenis kanker lainnya, dan baru-baru ini terbukti memberikan manfaat kelangsungan hidup sederhana untuk pasien dengan glioblastoma berulang. Untuk meningkatkan kemanjuran pengobatan, para peneliti mencari kerentanan dalam jaringan glioblastoma yang diangkat melalui pembedahan, tetapi ini sulit karena perbedaan besar di dalam tumor dan di antara pasien.

Gambar: i.ytimg.com

Untuk mengatasi tantangan ini, para peneliti di Institute for Systems Biology (ISB) dan kolaborator mereka mengembangkan cara baru untuk mempelajari tumor. Metode ini membangun model matematika menggunakan analisis gambar berbasis pembelajaran mesin dan profil protein spasial multipleks dari kompartemen mikroskopis di tumor.

Tim menggunakan pendekatan untuk menganalisis dan membandingkan jaringan tumor yang dikumpulkan dari 13 pasien dengan glioblastoma berulang dan 23 pasien dengan melanoma berisiko tinggi, dengan kedua set pasien yang diobati dengan ICB neoadjuvant. Menggunakan melanoma untuk memandu interpretasi analisis glioblastoma, mereka mengidentifikasi protein yang berkorelasi dengan sel T pembunuh tumor, pertumbuhan tumor, dan interaksi sel-sel kekebalan.

“Pekerjaan ini mengungkapkan kesamaan yang dimiliki antara glioblastoma dan melanoma, faktor imunosupresif yang unik untuk lingkungan mikro glioblastoma, dan target bersama yang potensial untuk meningkatkan kemanjuran blokade pos pemeriksaan imun neoadjuvant,” kata Dr. Yue Lu, penulis utama makalah ini. menggambarkan penelitian.

“Kerangka kerja ini dapat digunakan untuk mengungkap fitur patofisiologi dan molekuler yang menentukan efektivitas imunoterapi,” tambah Dr. Alphonsus Ng, penulis utama makalah ini.

Karya tersebut diterbitkan hari ini di Nature Communications, dan merupakan proyek kolaborasi oleh ISB, UCLA dan MD Anderson. Kanker otak merupakan salah satu pengaturan yang paling menantang untuk mencapai keberhasilan imunoterapi. Kolaborasi yang bermanfaat antara ilmuwan dan dokter memberikan peluang luar biasa untuk meningkatkan perawatan pasien dan mencapai pemahaman tentang imunoterapi kanker di tingkat terdalam.

“Kami percaya bahwa wawasan biologis, klinis dan metodologis terintegrasi yang diperoleh dari membandingkan dua kelas tumor yang secara luas dilihat sebagai ujung spektrum yang berlawanan sehubungan dengan perawatan imunoterapi harus menarik bagi khalayak ilmiah dan klinis yang luas,” kata Presiden ISB Dr. Jim Heath, penulis makalah yang sesuai.

Artikel yang Direkomendasikan